Muara Terkutuk Bajak Laut Karibia
Author: Admin | Category: fenomena, kebudayaan | Tags: puisi anak kos, puisi asi eksklusif, puisi bajak laut, puisi banjir, puisi bencana, puisi disaster, puisi geblek, puisi lucu, puisi malapetaka, puisi menyimpang, puisi menyusui, puisi ngasal, puisi nyinyir, puisi rusak, puisi terkutuk, puisi tragedi, puisi usil, puisi waduk
Mimpinya cuman jadi kapten kapal bajak laut ganas penguasa lautan
Memburu peti-peti emas harta karun yang penuh petualangan
Adventure yang penuh drama fantasi disertai berbagai pertempuran, pemberontakan, kutukan, dan intrik yang sangat mendebarkan
Dengan bumbu cinta romantis yang sudah tentu melibatkan kehadiran seorang perempuan
Wanita cantik yang aku selamatkan nyawanya dari sebuah kisah penculikan
Kurang lebih mirip-mirip lah ceritanya kayak di filem Pirates of The Carribean
Cuman disini ketika ane bangun dari mimpiku yang berkepanjangan
Kapal yang ane tumpangi di dunia nyata bukan lagi mirip the flying dutchman
Secara ini ternyata ranjang dan kasur ane yang sudah mengambang karena kebanjiran
Shitttt mannnn
Aku langsung gedabak-gedebuk selametin barang-barang yang masih bisa diselamatkan
Tapi rupanya sejak dini aku sudah harus mengucapkan selamat jalan
Karena TV, DVD player, IPOD, tablet, dan smartphoneku sudah tinggal kenangan
Air hujan yang datang dengan cepat membuat peralatan elektronikku pergi sebelum sempat kugadaikan
Aku hanya bisa pasrah bersimpuh di atas ranjang yang sudah basah ga ketulungan
Dengan tangan diatas gadget-gadgetku yang sudah terendam, akupun hanya bisa pasrah dan berbisik pelan
Apa yang berasal dari-MU pada akhirnya akan kembali jua pada-Mu Tuhan..
Ini sudah jadi banjir untuk yang kesekian kalinya
Ruangan kecil tiga kali empat yang sempit namun menyimpan berbagai kenangan ini selalu jadi korban keganasannya
Sebuah kamar Kos-kosan di kompleks kuldesak tempat aku berteduh dan mengistirahatkan mata
Yang harusnya di hari libur gini aku masih ngorok sampai siang atau kadang sampai gelap gulita
Tapi gara-gara banjir, pagi ini aku sudah harus bangun sambil memandangi gadget-gadgetku yang sudah tinggal nama
Setelah menerobos banjir, kubuka tirai kamarku, dan kepalaku pun melongok ke luar jendela
Kulihat anak-anak kos di seberang yang banyak kukenal, tengah berkumpul ramai di lantai dua
Begitu melihatku mereka kompak berteriak dengan semangat, broooo kami turut berdukaaa….
Katanya event banjir ini adalah fenomena ritual lima tahunan kayak Pemilu yang penuh kampanye, nasi bungkus dan para pendukungnya
Tapi ini koq tiap tahun banjir selalu rutin datang untuk menyapa
Apa mungkin banjir ini memang sudah dimasukkan jadi kegiatan rutin tahunan oleh negara
Jadi sudah seperti memperingati ulang tahun ataupun hari raya
Secara kalau banjir datang, sekolah-sekolah dan kantor juga diliburkan untuk sementara
So, next kalau banjir datang, boleh kita saling bersalam-salaman, sembari tulus mengucapkan selamat kebanjiran yaaaa
Normalnya di tempat lain tinggi banjir dihitung pake satuan meter, sentimeter, ataupun inci
Tapi di negeri ini, tinggi banjir di hitung pake satuan unit anti mainstream yang cukup menimbulkan kontroversi
Mulai dari banjir ukuran sedada, sepinggang, sepaha, selutut, sampai semata kaki
Walhasil wartawan bule yang menulis berita tentang banjir di sini jadi pada bingung dan depresi
Sampai-sampai ada yang memberitakan bahwa banjir di Jakarta sekarang sudah sampai 34B aka thirty four bi
Lo pikir ini ASI cuiiii
Meski sudah dibikin banyak bendungan atau dam, waduk, dan juga situ-situ
Banjir selalu menyapa tiap waktu
Secara proyek pembangunannya antara planning dan realisasi suka ga ketemu
Mulai dari tingkat sedimentasi yang tidak sesuai dengan perhitungan dalam perencanaan yang keliru
Lalu minimnya keberadaan daerah tangkapan air dan ruang terbuka hijau yang memadai di daerah perkotaan yang padat melaju
Serta kurangnya lahan hutan yang berfungsi sebagai pengendali erosi yang jitu
Sampai masalah dana proyeknya sendiri yang kadang malah suka menghilang sendiri ditelan debu
So bendungan yang berhasil muncul, kualitasnya dan umur manfaatnya juga entah siapa yang tahu
Namanya juga dibangun dari sisa dana proyek yang mungkin bisa juga disebut residu
Ditambah doa khusyuk masyarakat sekitar situ yang sudah cukup lelah menunggu
Dimana lapak-lapak, booth, stand jualan para warga, sudah dipersiapkan sedari dulu
Orang nantinya setelah reservoir ini jadi, ini bakal jadi tempat rekreasi dan obyek tempat wisata yang baru
Yuhuuuu
Ratusan pompa air juga sudah dipasang di berbagai tempat di segala penjuru
Mulai dari merek Sanyo, Wasser, Panasonic, Honda, Hitachi, Grundfos, sampai yang iklannya vulgar pake muncrat-muncrat kayak Shimizu
Tapi tetep aja buat nyedot air hujan yang sangat deras di Jakarta, selalu aja ga keburu
Kalau ga mampet kena sampah, ya pompanya berakhir rusak dan terpaksa nunggu servis pegawai toko si engkohnya, secara yang ini masih garansi tu
Apa perlu Jakarta kita tambahin yang merek unimom, pigeon, medela, baik manual, maupun yang elektrik yang memudahkan para ibu
Eh sori koh, kita carinya pompa buat banjir bukan pompa buat mompa kolam susu
Adanya Kanal Banjir Timur rupanya tidak banyak membantu
Secara fungsinya hanya memperlancar aliran air sungai ke laut dengan daya tampung yang terbatas pada volume yang masuk dari arah hulu
Ditambah banyaknya sampah di sungai-sungai yang kata bang Rhoma cukup ter-la-lu
Belum intensitas banjir besar kiriman ekspress One Night Service dari Bogor yang datang terburu-buru
Ah apa ini saatnya kita rame-rame pindah Timbuktu…
related posts:
Buku Puisi Terkutuk
Puisi Fenomena
- Muara Terkutuk Bajak Laut Karibia
- Median Pemisah Jalur Kebencian
- Metal Satanis Virus Penggetar Sukma
- Muktamar Dewan Pemuda Flyover Pusat
- Medan Pertempuran Ksatria Katana
Puisi Politik
- Median Pemisah Jalur Kebencian
- Metal Satanis Virus Penggetar Sukma
- Muktamar Dewan Pemuda Flyover Pusat
- Mahkamah Angker Konstitusi Dimensi Astral
- Manipulasi Quick Count Dracula
Puisi Kebudayaan
Published: March 29, 2015 | Comments: