Melodi Mistis Dansa Waltz

Melodi Mistis Dansa Waltz

Kalau kamu belum pernah lihat aku
Pasti kamu penasaran bagaimana wajahku
Secara aku dulu aslinya cantik, badanku seksi, dan kulitku seputih susu
Sekarang setelah dibunuh, hampir keseluruhan wajah tertutup panjang rambutku

Jalanku ngesot di lantai
Ini bukannya gaya dansa latin aka melantai
Ataupun ngepel gaya baru ala pembokat yang santai
Secara dulu kakiku dipukul hingga remuk sampai tulang-tulangku tercerai berai
Disiksa dan dipukuli hingga nyawaku pelan-pelan terurai
Darahku tergenang disekitar jasadku yang tertutup tirai
Arwahku getanyangan membawa dendam, dan menuntut balas yang harus dibayar secara tunai
Secara kau tahu matiku bukan cara mati yang damai

Pembunuhku telah lama pergi
Entah keluar kota atau keluar negeri
Dia seorang Dokter jaga di rumah sakit ini
Tentunya setelah menghabisi nyawaku dia segera lari
Makanya dendam ini masih membara meski ku telah mati

Aku biasa mangkal di rumah sakit
Secara profesi suster bukan penjahit
Makanya ga nongkrong di tempat permak levis ataupun pabrik jaket kulit

Disini aku suka ganggu Dokter-Dokter yang kalau liat pasien atau suster cantik matanya usil
Melakukan penampakan-penampakan pada suster-suster yang ganjen dan centil
Ngerjain balik pasien-pasien disini yang rada jahil
Tak terhitung pada anak-anak kecil
Dan paling terutama para pengunjung yang hobi ngutil

Datang ngejenguk cuma bawa buah jeruk, pulang-pulang juga bawa buah tangan
Ada yang bawa tempat obat, termometer, gelas, teko, tempat tisu, pispot sampai pot di taman
Beberapa pengunjung memang klepto aka suka ngambil barang-barang tanpa ketahuan
Meski CCTV di setiap sudut, tetapi tetap saja ada yang kelewatan
Makanya kadang sambil ngesot aye berfikir, siapa yang manusia siapa yang setan

Oia Pernahkah kau dengar aku ditendang sang satpam
Secara buka lift ada suster ngesot di depan pintu dalam keadaan gelap temaram
Tentunya tendangan mendarat tepat di muka suster ngesot yang lagi diam
Ternyata itu hanya manusia iseng yang menyamar demi mengerjai teman di waktu malam
Akhirnya kisah itu jadi cerita yang kelam

Giginya ompong kena tendang
Entah dimana doski sekarang
Karena aku pengen kenalan dan menjadi seorang sahabat karena kita sama-sama bernasib malang
Meski beda dunia tapi aku yakin kita bisa serasi dibawah bintang
Menerjang malam berdua dengan berbahagia penuh tawa riang
Sampai suatu hari dimana aku mulai menghilang

Dulu aku suster primadona
Secara orang-orang bilang aku mirip artis telenovela
Badanku seksi mirip model majalah dewasa
Membuat aku jadi salah satu suster utama
Khususnya para pasien lelaki yang butuh suasana
Suasana gembira yang tak bisa diberi suster yang telah menua

Biarpun suster aku dulu bukan lulusan biara susteran
Yang itu sih lain jurusan
Tentu saja aku lulusan D3 Akademi Keperawatan
Entah kenapa banyak orang yang salah pengertian
Adalagi yang langsung nembak bilang aku dari yayasan
Emangnya aku babysitter, sialan!

Aku belajar lama dan serius di kuliah
Ternyata hidupku berakhir sia-sia dengan cepat tanpa gairah
Mati tersiksa dengan pergi yang tak mudah
Meninggalkan ibu tersayang dan sang ayah
Cita-cita ingin punya klinik sendiri kini berakhir sudah
Masa depan yang harusnya menjanjikan dan terlihat sangat cerah
Kini tinggal kenangan pahit tak terarah
Matiku membawa dendam kesumat serta segudang amarah
Membuatku sedih dan selalu gundah
Meski hal ini membuatku letih dan juga lelah
Tapi sampai puluhan tahunpun pembunuhnya akan terus kucari tanpa kata menyerah

Kan kutunggu pembunuhku sampai kembali
Meski waktuku tak lama lagi
Aku yakin keadilan tak akan tinggal diam melihat aku begini
Kalau kamu lihat wanita berambut panjang menangis duduk bersimpuh di lantai di malam hari
Di sebuah rumah sakit yang sepi
Kadang di koridor, kadang di dalam kamar, kadang di toilet, tapi yang pasti lagi sendiri
Itu aku sedang menunggu dan butuh ditemani

[this poetry is being included in “Jakarta Mystic Poetry” book] Coming Soon !!!

related posts:

Buku Seri Foentry


Puisi Profesi
Puisi Misteri
Puisi Kriminal